Mario Wuysang adalah sosok yang telah melalui perjalanan gemilang sebagai pemain basket Indonesia dan kini menjadi teladan bagi banyak penggemar bola basket di tanah air.  

Saat ini, ia aktif sebagai pelatih di akademi basket yang ia dirikan sendiri, yang diberi nama Roe Basketball Academy, fokus pada pengembangan bakat pemain muda berusia 13 tahun ke atas. Mari kita simak profil singkatnya di bawah ini. 

1. Profil Mario Wuysang

Mario Wuysang, yang akrab dengan nama panggilan "Roe" ini lahir di Sidoarjo pada tanggal 5 Mei 1979. Meskipun lahir di Indonesia, Roe menghabiskan masa kecilnya di Amerika Serikat dan mulai mengembangkan bakat basketnya di sana sejak berusia 12 tahun. 

Roe juga dikenal sebagai salah satu point guard terbaik yang dimiliki oleh Timnas Indonesia. Roe yang sangat mengagumi Michael Jordan dan Kobe Bryant ini, memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mengontrol serta menjaga keamanan bola sehingga membuat dirinya dipercaya sebagai pengatur ritme permainan tim. 

2. Perjalanan Karier di Klub

Roe mulai aktif bermain basket sejak masih bersekolah di SMA. Ia bahkan berhasil memenangkan turnamen basket di wilayah Indiana State. Setelah itu, prestasinya kemudian menarik perhatian Irawan Haryono, atau yang akrab dipanggil Kim Hong, yang mengajaknya kembali ke Indonesia dan bergabung dengan klub milik Kim Hong, yaitu Aspac Jakarta. 

Roe pun langsung bisa membuktikan bahwa keputusan Kim Hong memboyongnya ke Indonesia sama sekali tidak salah. Di musim pertamanya, bersama punggawa Aspac lainnya seperti Denny Sumargo, Riko Hantono, Antonius Joko, AF Rinaldo, Romy Chandra dan Ali Budimansyah, Roe meraih gelar juara IBL 2003. Tak hanya gelar juara IBL, Roe juga berhasil menyabet gelar IBL Rookie of the Year 2003. Penampilan luar biasanya tersebut, juga berhasil membawanya untuk masuk ke skuat Tim Nasional Basket Indonesia. Tahun berikutnya, Roe bersama Aspac harus mengakui keunggulan Satria Muda di grand final IBL 2004. Tapi kekalahan dari SM di 2004 itu bisa langsung dibalasnya di grand final IBL 2005.   

Selain Aspac (2003-2009), Roe juga pernah membela berbagai klub di Indonesia seperti Garuda Bandung (2009-2010), Satria Muda (2010-2011), Indonesia Warriors (2011-2013), dan CLS Knights (2013-2018). Di IBL 2016, Roe berhasil meraih gelar juara bersama CLS, mengalahkan Pelita Jaya di grand final. 

Pada Agustus 2018, Roe memutuskan untuk pensiun di usianya yang ke-39. Namun di tahun yang sama, secara mengejutkan ia batal pensiun dan kembali ke dunia basket dengan menerima tawaran klub asal Tiongkok, Zhuhai Wolf Warriors yang menjadi pendatang baru di ASEAN Basketball League. 

3. Raihan Prestasi dan Penghargaan

Sebagai seorang legenda basket Indonesia, Roe telah mengumpulkan sejumlah prestasi dan penghargaan, di antaranya: 

- IHSAA Boys Basketball Champion 1997 

- Juara IBL 2003 & 2005 bersama Aspac  

- IBL Rookie of the Year 2003 

- IBL All-Defensive Team 2005-2006 

- Medali Perak SEA Games 2007, 2015, 2017  

- Medali Perunggu SEA Games 2011 

- ASEAN Basketball League Local MVP 2011 

- FIBA Asian Championship Top Assist 2011 

- Juara ASEAN Basketball League 2012 bersama Indonesia Warriors 

- National Basketball League Top Assists 2014 & 2015 

- Juara Indonesia Basketball League 2016 bersama CLS Knights 

- Indonesia Basketball League Top Assists 2016-2017 

- Indonesia Basketball League All-star 2017 

- South East Asian Basketball Association Championship Top Assists 2017  

4. Aktivitasnya Pasca Pensiun

Mario Wuysang resmi mengumumkan pensiun dari dunia basket pada bulan Agustus 2018 melalui akun Instagram pribadinya. Setelah pensiun, ia mengambil waktu hampir dua tahun untuk istirahat total dari hingar bingar dunia basket. 

Setelah melalui masa istirahat yang cukup lama tersebut, Mario Wuysang kembali ke dunia dimana ia dibesarkan dengan menjadi pelatih basket di sebuah lembaga pengembangan bakat bernama 360 di Houston, Texas.  

Selain itu, ia juga mendirikan akademi basket sendiri yang diberi nama Roe Basketball Academy, yang berbasis di Houston dan Southern California. Di sana, ia fokus melatih pemain muda mulai dari usia 13 tahun dengan menyelenggarakan berbagai kamp di seluruh Amerika Serikat. 

Meskipun kini berkiprah di luar negeri, Mario Wuysang tetap mempunyai cita-cita untuk bisa berkontribusi dalam mengembangkan bola basket di Indonesia, dengan harapannya bahwa para pemain dari akademinya dapat memperkuat klub-klub basket di tanah air. 

Untuk menghormati dedikasi dan prestasi seorang Mario Wuysang sebagai legenda basket Indonesia, JUARAGA dengan bangga mempersembahkan seri koleksi outfit edisi "Uncle Roe” yang eksklusif dengan beragam pilihan gaya!  

Jangan lewatkan kesempatan untuk dapatkan koleksi eksklusif dengan gaya ala sang legenda hanya di www.juaraga.id, Shopee Juaraga Official Store, Tokopedia Official Store, dan Lazada Juaraga Official Store